Thursday, August 16, 2007

Gaya Harajuku, Refleksi Manik?

Harajuku merupakan bentuk dandanan dari mulai ujung rambut sampai kaki yang terlihat menor, heboh, asal-asalan, malah terkesan awut-awutan. Trend ini pertama kali berkembang di negara Jepang dan akhirnya sampai pula ke negara Indonesia pada tahun belakangan ini. Saya berpikir, penampilan harajuku yang dipersembahkan oleh muda-mudi tersebut tak ubahnya seperti pasien-pasien dengan gangguan manik yang acapkali ditemukan di bangsal rumah sakit jiwa, walaupun dalam kadar atau derajat yang masih berskala rendah. Dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) disebutkan bahwa gambaran dari perilaku manik adalah kekhasan dalam suasana perasaan yang meningkat (elasi), percaya diri yang membumbung tinggi dalam pergaulan sosial dengan banyak kegembiraan (euforik). Mereka yang berhaluan harajuku kadang terkesan bangga apabila busana, gaya rambut dan aksesori atau atribut yang menempel di badannya tersebut menjadi terlihat aneh dan beda. Keyakinan diri pribadi tersebut sangat besar untuk menjadi pusat perhatian dan mendapatkan suatu bentuk pengakuan. Imbasnya menciptakan perasaan bangga akan penampilan. Sepertinya, Trend Harajuku yang mulai banyak di ikuti oleh beberapa artis ibukota sekarang ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan modernitas zaman dan kehidupan yang penuh akan stressor menekan dan beban berat secara kompleks. Sehingga pada akhirnya, akumulasi perasaan depresi dalam alam bawah sadar yang kemungkinan banyak dialami oleh pribadi-pribadi tersebut di kota besar (metropilitan) terrefleksikan dalam bentuk gambaran perilaku manik pada alam sadarnya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home