Monday, August 06, 2007

Trans Kesurupan – Suatu Fenomena Budaya atau Gangguan Disosiatif

Belum lama berselang (kira-kira 1 minggu yang lalu), peristiwa kesurupan yang menimpa sekelompok pelajar kelas menengah atas kembali lagi terjadi di Indonesia. Kejadian yang baru ini, menimpa sekelompok siswi sekolah menengah atas di Propinsi Kalimantan, tepatnya di Kota Banjarmasin berupa perilaku seperti orang kerasukan atau kesurupan. Fenomena ini menarik, karena sudah berulang kali terjadi hampir di seantero Indonesia. Peristiwa kesurupan yang terakhir ini adalah untuk yang ke-sekian kalinya terjadi lagi dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini. Terdapat tipikal kesamaan dari beberapa kejadian kesurupan yang terjadi di Indonesia ini, yaitu menimpa pelajar sekolah menengah yang notabene saat itu sedang menjalani aktivitas belajar di sekolah (jam pelajaran), banyak menimpa pelajar yang berjenis kelamin perempuan, dan menurut informasi masyarakat yang melihat kejadian itu seperti menular (menginduksi) kepada teman lainnya ketika salah seorang siswi tiba-tiba mengalami kesurupan. Kesemuannya itu dalam kaiian psikiatri di kenal sebagai suatu gangguan disosiatif atau dulu dinamakan sebagai histeria konversi. Satu hal menarik yang dapat dikaji dari beberapa peristiwa kesurupan di Indonesia, kejadian itu merupakan suatu jenis gangguan disosiatif yang bentuknya berupa gangguan trans kesurupan atau suatu fenomena budaya? Karena masyarakat Indonesia tidak sepenuhnya dapat melepaskan diri dari aspek budaya tradisional dan pandangan sosio-kultural yang telah tertanam sejalan dengan perkembangan individu itu menuju suatu pendewasaan. Saya berpikir, bahwa kejadian kesurupan yang kemudian menginduksi banyak orang tidak dapat dilepaskan dari peranan budaya setempat. Paparan melalui tayangan visual dari ritual keagamaan dan budaya daerah seperti pertunjukan kuda lumping, sintren kesurupan, kuda kepang dan masih banyak lagi di berbagai daerah Indonesia secara tidak langsung kemudian terimitasikan dalam bentuk gangguan disosiatif di masyarakat. Hal lain yang menarik, peristiwa kesurupan massal yang terjadi di Indonesia (pada pelajar sekolah dan pekerja pabrik) perlu diicermati, apakah ini sebagai bentuk penumpahan dari beban stressor yang sudah terakumulasi begitu pada dua sosok individu tersebut. Apakah beban tugas, pelajaran atau pekerjaan dan ketatnya aturan baik di sekolah maupun di pabrik sebagai stresor psikososil telah melahirkan suatu fenomena kesurupan ini?


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home